Minggu, 16 November 2014

Krisis Perekonomian Dunia Tahun 2008

Krisis global 2008 terkenal dipicu oleh Suprime Mortgage Crisis berpusat di New York, Amerika Serikat, selain terjadinya defisit anggaran keuangan Amerika yang tercermin sejak laporan keuangan Amerika 2007 silam akibat inflasi, perang Irak, kebebasan regulasi pasar yang liar, dan persaingan ekspor impor dengan negara lain.

Suprime Mortgage Crisis disebabkan oleh  gagalnya program Subprime Mortgage, suatu desain produk perbankan untuk kredit kepemilikan rumah di AS. Masyarakat di Amerika hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterimanya. Mereka hidup dalam hutang, belanja dengan kartu kredit, dan kredit perumahan (KPR Subprime), sementara mereka tidak mampu membayar hutangnya.  KPR Subprime memiliki banyak produk derivatif (turunan). Banyaknya produk derivatif inilah yang menjadi multiplyer effect dari tersumbatnya KPR Subprime terhadap perekonomian AS, dimana diperkirakan nilai KPR Subprime AS mencapai US$605 miliar.
Proses penciptaan beragam produk keuangan derivatif yang dihasilkan dari KPR Subprime adalah sebagai berikut.
  1.  Bank menjual KPR Subprime kepada lembaga keuangan yang disponsori pemerintah (government-sponsored enterprises) di bidang perumahan yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac. Fannie Mae dan Freddie Mac adalah perusahaan kredit perumahan terbesar di AS.
  2. Fannie Mae dan Freddie Mac, lalu me-sekuritisasi KPR Subprime tersebut dengan menerbitkan instrumen utang derivatif bernama Mortgage Backed Securites (MBS).
  3.  MBS lalu dibeli oleh investment bank seperti Lehman Brothers, Morgan Stanley, UBS, HSBC, dan lain-lain.
  4.  Investment bank tersebut men-sekuritisasikan MBS (sekuritisasi atas sekuritisasi) dengan menerbitkan Collateralized Debt Obligation (CDO).
  5.  Langkah sekuritasasi ini terus berlanjut sehingga menghasilkan CDO turunan, synthetic CDO atau credit linknote (CLN).

Karena adanya greedy di pasar modal yang menyebabkan Economic Bubble-kenaikan harga tidak sebanding dengan euforia. Harga mengalami kenaikan yang kemudian diikuti inflasi yang tinggi yang berdampak suku bunga kredit naik. Pada waktu itu, Amerika Serikat mengalami peningkatan kredit akan barang properti, khususnya kredit perumahan. Tingginya suku bunga kredit menyebabkan gagal bayar sehingga timbul non-performing loan yang sangat buruk sehingga menyebabkan kredit terhadap Suprime Mortgage turun. Akibatnya lembaga keuangan yang memberikan kredit tersebut bangkrut karena kehilangan likuiditasnya, karena piutang perusahaan kepada para kreditor perumahan telah digadaikan kepada lembaga pemberi pinjaman. Ambruknya Lehman Brothers merupakan akibat penggunaan MBS (Mortgage Back Securities). Lehman Brothers terjerat pada transaksi derivatif yang terkait dengan pinjaman subprime mortgage, dengan pola securitization of securities. Pada akhirnya perusahaan-perusahaan tersebut harus bangkrut karena tidak dapat membayar seluruh hutang-hutangnya yang mengalami jatuh tempo pada saat yang bersamaan. Runtuhnya perusahaan-perusahaan finansial tersebut mengakibatkan bursa saham Wall Street menjadi tak berdaya, perusahaan-perusahaan besar tak sanggup bertahan seperti Lehman Brothers dan Goldman Sachs.

Krisis tersebut terus merambat ke sektor riil dan non-keuangan di seluruh dunia. Krisis keuangan di Amerika Serikat pada awal dan pertengahan tahun 2008 telah menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai konsumen terbesar atas produk-produk dari berbagai negara di seluruh dunia. Penurunan daya serap pasar itu menyebabkan volume impor menurun drastis yang berarti menurunnya ekspor dari negara-negara produsen berbagai produk yang selama ini dikonsumsi ataupun yang dibutuhkan oleh industri Amerika Serikat. Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar, maka sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi serius pula, terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika Serikat.


Note: Amerika Serikat merupakan negara yang  menganut ekonomi liberal. Ekonomi AS dibiarkan menuruti mekanisme pasar, tanpa campur tangan pemerintah. Dalam kasus ini telah terjadi kegagalan pasar dimana terjadi excess supply perumahan yang tidak diikuti oleh permintaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar