Krisis global 2008 terkenal
dipicu oleh Suprime Mortgage Crisis berpusat di New York, Amerika
Serikat, selain terjadinya defisit anggaran keuangan Amerika yang tercermin sejak laporan keuangan
Amerika 2007 silam akibat inflasi, perang Irak, kebebasan regulasi pasar yang liar, dan persaingan ekspor impor
dengan negara lain.
Suprime Mortgage Crisis disebabkan oleh gagalnya
program Subprime Mortgage, suatu desain produk perbankan untuk
kredit kepemilikan rumah di AS. Masyarakat di Amerika hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan
pendapatan yang diterimanya. Mereka hidup dalam hutang, belanja dengan kartu
kredit, dan kredit perumahan (KPR Subprime),
sementara mereka tidak mampu membayar hutangnya. KPR Subprime memiliki banyak
produk derivatif (turunan). Banyaknya produk derivatif inilah yang menjadi multiplyer
effect dari tersumbatnya KPR Subprime terhadap perekonomian AS,
dimana diperkirakan nilai KPR Subprime AS mencapai US$605
miliar.
Proses penciptaan beragam produk keuangan derivatif
yang dihasilkan dari KPR Subprime adalah sebagai berikut.
- Bank
menjual KPR Subprime kepada lembaga keuangan yang disponsori
pemerintah (government-sponsored enterprises) di bidang perumahan
yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac. Fannie Mae dan Freddie Mac adalah perusahaan kredit perumahan terbesar di
AS.
- Fannie Mae dan Freddie Mac, lalu
me-sekuritisasi KPR Subprime tersebut dengan menerbitkan
instrumen utang derivatif bernama Mortgage Backed Securites (MBS).
- MBS
lalu dibeli oleh investment bank seperti Lehman Brothers, Morgan Stanley,
UBS, HSBC, dan lain-lain.
- Investment
bank tersebut men-sekuritisasikan MBS (sekuritisasi atas sekuritisasi)
dengan menerbitkan Collateralized Debt Obligation (CDO).
- Langkah
sekuritasasi ini terus berlanjut sehingga menghasilkan CDO turunan, synthetic CDO
atau credit linknote (CLN).
Karena adanya greedy di pasar modal yang menyebabkan Economic
Bubble-kenaikan harga tidak sebanding dengan euforia. Harga mengalami
kenaikan yang kemudian diikuti inflasi yang tinggi yang berdampak suku bunga
kredit naik. Pada waktu itu, Amerika Serikat mengalami peningkatan kredit akan
barang properti, khususnya kredit perumahan. Tingginya suku bunga kredit
menyebabkan gagal bayar sehingga timbul non-performing loan yang sangat
buruk sehingga menyebabkan kredit terhadap Suprime Mortgage turun. Akibatnya lembaga keuangan yang memberikan
kredit tersebut bangkrut karena kehilangan likuiditasnya, karena piutang
perusahaan kepada para kreditor perumahan telah digadaikan kepada lembaga
pemberi pinjaman. Ambruknya Lehman Brothers
merupakan akibat penggunaan MBS (Mortgage Back Securities). Lehman Brothers terjerat pada transaksi derivatif
yang terkait dengan pinjaman subprime mortgage, dengan pola securitization of securities. Pada akhirnya
perusahaan-perusahaan tersebut harus bangkrut karena tidak dapat membayar
seluruh hutang-hutangnya yang mengalami jatuh tempo pada saat yang bersamaan.
Runtuhnya perusahaan-perusahaan finansial tersebut mengakibatkan bursa saham
Wall Street menjadi tak berdaya, perusahaan-perusahaan besar tak sanggup
bertahan seperti Lehman Brothers dan Goldman Sachs.
Krisis
tersebut terus merambat ke sektor riil dan non-keuangan di seluruh dunia.
Krisis keuangan di Amerika Serikat pada awal dan pertengahan tahun 2008 telah
menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat Amerika Serikat yang selama ini
dikenal sebagai konsumen terbesar atas produk-produk dari berbagai negara di
seluruh dunia. Penurunan daya serap pasar itu menyebabkan volume impor menurun
drastis yang berarti menurunnya ekspor dari negara-negara produsen berbagai
produk yang selama ini dikonsumsi ataupun yang dibutuhkan oleh industri Amerika
Serikat. Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar, maka
sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi
serius pula, terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika
Serikat.
Note: Amerika Serikat merupakan
negara yang menganut ekonomi liberal. Ekonomi AS dibiarkan menuruti mekanisme pasar, tanpa campur tangan pemerintah. Dalam kasus ini telah terjadi kegagalan pasar dimana terjadi excess
supply perumahan yang tidak diikuti oleh permintaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar